PELAJARAN TENTANG KASUT
(Nabi Musa)
“Maka firmanNya : Janganlah engkau hampir kemari, tanggalkan kasut pada kakimu karena tempat engkau berdiri tanah suci adanya”.
(Alkitab Terjemahan Lama)
Perhatikan perjalanan hidup nabi Musa sebelum dipanggil dan dilantik menjadi seorang Nabi. Musa hidup didalam istana Firaun selama 40 tahun menjadi anak angkat putri Firaun. Selama berada di Mesir dia banyak belajar ilmu dan pengetahuan yang tinggi. Sehingga menjadi seorang sarjana di Mesir. Tetapi Musa tetap dididik dalam agama Yahudi oleh ibu kandungnya sendiri. Dan Musa mengenal betul bahwa dirinya adalah keturunan Yahudi.
Pada suatu kali Musa terpaksa membunuh seorang Mesir karena membela seorang Yahudi dalam Keluaran 2:11-12. Peristiwa ini diketahui oleh raja Firaun dan berupaya untuk membunuh Musa. Musa karena ketakutan lari meninggalkan istana Firaun yang penuh dengan kemewahan dan menuju ke Midian.
Musa kemudian tinggal di rumah seorang imam yang beranam Rehuil dan menikah dengan anaknya yang bernama Zipora. Selama 40 tahun Musa menjadi gembala dan menjaga domba mertunya. Disinilah Musa belajar hidup didalam kesabaran dan kerendahan. Ingat ! Musa adalah seorang sarjana yang sebelumnya hidup dalam kemewahan diistana Firaun. Sedangkan gembala adalah suatu pekerjaan tidak mudah yang sangat berat. Seorang gembala harus memenuhi syarat-syarat :
- Harus hidup terpisah / terasing dari keluarganya (anak dan isteri), Matius 19:29.
- Tidak menghiraukan makanan yang enak dan pakaian yang mewah, Matius 3:4.
- Sering kali harus bertarung melawan binatang buas untuk membela dombanya, Yahya 10:11-12.
- Harus melengkapi diri dengan tongkat atau ali-ali, Mazmur 23:4, 1 Samuel 17:40.
- Menghantar domba-domba ketempat banyak rumput hijau dan air yang tenang sekali, Mazmur 23:2.
- Harus berjalan di depan dan domba-dombanya dibelakang, Yahya 10:4.
- Harus mengenal baik domba-dombanya, Yahya 10:14, Amsal Solaiman 27:23.
- Harus mempunyai sifat sukacita dalam bekerja dan bukan dengan keadaan terpaksa, 1 Petrus 5:2.
Demikian juga untuk menjadi gembala yang baik harus melalui contoh diatas (tuntutan Firman Tuhan).
Perhatikan Musa selama 40 tahun menjadi seorang gembala banyak mengalami suka dan duka dalam penggembalaan. Dia harus menjaga bahkan membela dan rela mati karena domba-domba yang dipercayakan kepadanya.
Setelah Musa mengalami proses selama 40 tahun barulah Tuhan memanggil dan melantik Musa untuk menjadi Pelepas umat Israel keluar dari tanah Mesir, Keluaran 3:1-16.
Dalam Keluaran 3:1, Musa membawa domba-dombanya jauh ke dalam padang gurun dan tanpa dia sadari sampailah dia di gurung Horeb (Gunung Allah). Kenapa Musa masuk jauh sampai kepadang gurun ? Karena Musa mencari rumput yang hijau untuk domba-domba yang dipercayakan kepadanya. Tuhan melihat belas kasih Musa kepada domba-dombanya. Apalagi belas kasih Musa kepada bangsanya yang sedang terbelenggu dan mengalami sengsara di Mesir, Keluaran 1:13-16.
Di gunung Horeb ini Malaekat Tuhan menampakkan diri kepada Musa dalam belukar duri yang menyala. Disinilah Tuhan memanggil dan melantik Musa menjadi Nabi dan Pelepas umat Israel.
Belukar duri ini tidak terbakar. Belukar duri ini bayangan kehidupan manusia yang berdosa dan terkutuk. Belukar duri yang dilihat Musa membayangi Umat Israel yang hidup dalam penderitaan di Mesir. Dalam kitab Kidung Agung (Syirul Asyar Solaiman) 2:2 digambarkan seperti bunga bakung diantara duri. Duri adalah gambaran dosa, perhatikan Kejadian 3:18 setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, bumi menumbuhkan onak dan duri.
Belukar duri tidak terbakar walaupun ada api. Ini adalah suatu mujizat yang besar. Api yang menyala dalam belukar duri ini adalah membayangi api kasih Tuhan terhadap umat manusia yang berdosa, perhatikan Syirul Asyar Solaiman 8:6. Ini adalah pernyataan dari Tuhan bahwa Tuhan mengasihi manusia yang berdosa sehingga Tuhan tidak binasakan tetapi Tuhan selamatkan, perhatikan Yahya 3:16, 2 Petrus 3:8-9.
Ingat ! Musa telah mengetahui sengsara umat Israel di Mesir tetapi tidak tergerak untuk berusaha melepaskan mereka dari Mesir. Musa masih ada rasa takut, karena Firaun pernah berusaha membunuhnya. Disini nyata bahwa Musa lebih mengasihi dirinya sendiri dari pada umat Tuhan yang mengalami sengsara.
Setelah disucikan oleh api belukar rasa takutnya hilang, 1 Yahya 4:18 : Di dalam kasih tidak ada ketakutan, tetapi kasih yang sempurna membuangkan ketakutan, karena ketakutan itu mendatangkan siksa, dan orang yang takut itu belum sempurna kasihnya.
Bandingkan dengan Rasul Petrus yang sudah mengalami ujian yang berat, kemudian mengalami pengikisan oleh api Firman Tuhan dalam Yahya 21:15-19.
Ingatlah bahwa pelantikan bukanlah suatu hal yang remeh tetapi adalah suatu hal yang serius.
Siapa yang mengasihi manusia lebih daripada Tuhan, tidak akan Tuhan lantik. Atau memperkenankan manusia itu lebih daripada Tuhan, itu berarti bukan hamba Tuhan. Perhatikan Galatia 1:10.
Orang yang dilantik oleh Tuhan harus merasakan dalam dirinya salib setiap hari, Lukas 9:23. Bahkan suratan Rasul Paulus mengatakan bahwa ia setiap hari dimatikan, setiap hari dibaharui, bahkan salib selalu menantikan dalam hidupnya, 2 Korintus 4:8-16 dan hubungkan dengan Matius 10:38-39. Dimana tanpa salib tidak mungkin terima nyawa, banyak hamba Tuhan dan anak-anak Tuhan tidak memperhatikan hal ini.
Mereka rindu dilantik tetapi tidak memperhatikan perkara tersebut diatas dan tidak ada penyerahan penuh kepada Tuhan, selain itu malas mempelajari Firman Tuhan. Seribu kata menyanyi dan berdoa menyatakan cinta kepada Tuhan tetapi tidak mencintai Firman Tuhan itu sama saja tidak menghargai Tuhan.
Sedangkan orang yang Tuhan lantik harus menggembalakan kawan domba / jiwa-jiwa. Dan untuk menjadi gembala perlu adanya tongkat. Tongkat berbicara Firman Tuhan yang penuh kuasa bahkan adalah Tuhan sendiri, Yahya 1:1.
Tongkat adalah Firman dan Firman adalah Tuhan sendiri. Kenapa Tuhan membiarkan Musa begitu lama baru kemudian dilantik ? Supaya Musa belajar menggembala domba-domba lebih dahulu. Sesudah 40 tahun baru Tuhan melantik Musa menjadi Nabi dan Pelepas.
Disini kita bisa melihat bahwa Tuhan mengajar Musa untuk merendahkan diri. Karena sebagaimana Musa merasakan suka dan duka dalam menggembalakan domba-domba demikian juga yang akan dialami dalam memimpin umat Israel. Dalam menggembalakan domba Musa tidak menghendaki satupun hilang tentu lebih lagi apabila Musa memimpin dan menggembalakan Umat Israel. Angka 40 berarti tamatnya daging.
Ketika Musa hendak mendekati belukar duri, Tuhan menyuruhnya menanggalkan kasutnya lebih dahulu, Keluaran 3:3-5.
Kasut yang Tuhan suruh buka adalah kasut kesombongan Musa. Walaupun Musa sudah bekerja keras 40 tahun lamanya sebagai seorang gembala domba, tetapi ia masih mempunyai sifat kesombongan sehingga Tuhan menyuruh Musa membuka kasutnya.
Apabila Musa memakai kasut maka kakinya tidak langsung berhubungan dengan tanah, Kejadian 2:7. Tuhan menghendaki supaya Musa tidak sombong tetapi merasa diri sama dengan orang lain (kaki berpijak langsung pada tanah). Orang-orang yang Tuhan panggil dan lantik harus tanggalkan kesombongan ilmu pengetahuan dunia, kedudukan, jabatan, kesombongan ras, keturunan, warna kulit, bangsa dan lain sebagainya.
Dalam panggilan dan lantikan Tuhan kita perlu meninggalkan kasut kesombongan, perhatikan Firman Tuhan dalam Lukas 10:11, Matius 10:14.
Keluasan kaki mempunyai arti rohani yang luar biasa bagi hamba-hamba Tuhan yang dilantik oleh Tuhan. Musa mempunyai kerinduan besar untuk mendekat dan melihat belukar duri yang menyala. Oleh karena itu Tuhan berbicara langsung padanya.
Tatkala Musa mendengar suara Tuhan dan menanggalkan kasutnya kemudian Tuhan bersuara dan menyapaikan pesan-pesan kepadanya dan melantik dia menjadi pelepas untuk membebaskan Umat Tuhan dari penjajahan orang Mesir. Perhatikan bahwa Tuhan perkenalkan pada Musa bahwa : Akulah Allah Ibrahim, Ishak dan Yakub, Keluaran 3:15.
Ini berarti Tuhan menjadi Allah bagi ketiga nenek moyang Musa yang telah mati itu, berarti bahwa mereka akan bangkit dan hidup pula. Tuhan memperkenalkan diri supaya Musa menjadi pelepas yang bangkit bukan mati.
Demikian pula dengan setiap orang yang mau dilantik oleh Tuhan harus sudah menguburkan hidup yang lama dan bangkit dalam kejadian yang baru, perhatikan Rum 6:3-4 dan 2 Korintus 5:17.
Tuhan sudah mendengar keluhan dan seruan umat Israel yang mengalami perbudakan di Mesir, Keluaran 2:23-25. Tetapi untuk melepaskan mereka dari Mesir, maka Tuhan lebih dahulu melantik Musa sebagai pelepas yang akan memimpin umat Israel keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan. Yaitu tanah perjanjian yang penuh dengan air susu dan madu, Keluaran 3:17.
Musa adalah seorang sarjana yang tinggal dalam istana Firaun yang hidup dalam kesenangan dan kemudian ditolak untuk menggantikan Firaun.
Musa adalah bayangan Tuhan Yesus yang sudah meninggalkan istana sorga penuh kemuliaan dan datang kedunia ini untuk menyelamatkan umat manusia, Yahya 17:5.
Sebab itu dalam Yahya 10 Tuhan Yesus Kristus memperkenalkan diri sebagai seorang gembala yang baik.
Kalau diperhatikan Musa mengalami 3 phase :
- Dalam istana Musa mengalami kesenangan dan kemuliaan.
- Dalam pengasingan di Midian dia menjadi gembala domba, dia mengalami banyak kesukaran dan cobaan dan sering lapar dan haus.
- Kembali ke Mesir sebagai pelepas dan pekerjaan ini dilakukannya selama 40 tahun.
Musa kembali ke Mesir sebagai orang yang sudah bangkit dari kematian daging (selama 40 tahun dilatih mengembala).
Demikian juga Tuhan Yesus mengalami 3 phase :
- Di Surga dirumah Bapa penuh dengan kebahagiaan dan kesenangan.
- Didunia sebagai Gembala yang baik sampai Tuhan Yesus mengalami sengsara mati dikayu salib dan bangkit dengan kemuliaan.
- Sebagai Pelepas dan Juru Selamat umat manusia mulai dari kebangkitan sampai dengan kedatangan kedua kali.
Kuasa maut telah dikalahkan, Ibrani 2:14. Setelah Tuhan Yesus bangkit dan kemudian naik ke Surga maka Tuhan melepaskan dan membawa tawanan yang tertawan, Epesus 4:8.
Musa mengalami 3 perkara dalam kehidupannya yaitu : 3 x 40 tahun.
Angka 3 adalah : 3 oknum Allah (Bapa, Anak dan Rohulkudus)
Angka 40 adalah : Angka kematian daging
Kematian daging yang sempurna hanya dapat dikerjakan oleh 3 oknum Allah, perhatikan Wahyu 12:1. Gereja yang sempurna yaitu gereja yang sudah mati dalam daging, lalu bersekutu dengan 3 oknum Allah barulah terwujud Wahyu 12:1-2. Berarti daging telah mati 100 %, sempurna tubuh, Jiwa dan Roh, perhatikan 1 Tesalonika 5:23-24.
Perhatikan !
- Pekerjaan Roh Kudus yang bekerja pada anak-anak Tuhan, tabiat daging lenyap tapi belum lenyap 100 %, Galatia 5:16, Rum 6:13.
- Pekerjaan Firman Tuhan (Tuhan Yesus) maka kita dapat mengalahkan dunia ini, perhatikan 1 Yahya 4:4, 5:4-5, 1 Yahya 2:14.
- Pekerjaan Bapa, tempat Bapa adalah tempat yang tiada terhampiri à tabiat daging tidak mampu melihat kemuliaan Allah, 1 Timotius 6:16.
Jadi apabila 3 oknum Allah bekerja dalam hidup kita, barulah kita memperoleh kematian daging yang sempurna. Perhatikan baik-baik bahwa orang yang dipanggil oleh Tuhan dan dilantik bekerja sama dengan Tuhan dan menjadi kawan sekerja dengan Tuhan, perhatikan 1 Korintus 3:9.
Setelah Tuhan melantik Musa untuk kembali ke Mesir menjadi pelepas umat Israel maka Tuhan juga memberi jaminan kepadanya, yaitu Musa dilengkapi dengan mujizat dan kuasa asalkan dia memakai tongkat gembalanya.
Tongkat à Firman Tuhan yang penuh kuasa.
Ingat kalau seorang hamba Tuhan sudah dipanggil dan dilantik oleh Tuhan, maka harus senantiasa memuliakan Tuhan dan meninggikan Firman Tuhan, maka mujizat dari Tuhan akan menyertai dalam pelayanan perhatikan Keluaran 4:1-2.
Mula-mula Musa bimbang dan tidak menyadari bahwa tongkat yang ada pada tangannya itu ada kuasa. Kalau selama 40 tahun Musa menjadi gembala domba, Musa tidak pernah mengalami mujizat tetapi setelah Tuhan melantik dia dan berpesan kepadanya supaya dia meninggikan tongkat gembalanya maka mujizat terjadi, ini nampak dalam Keluaran 4:17.
Banyak hamba-hamba Tuhan yang tidak mengalami mujizat dalam pelayanannya karena tidak pernah meninggikan Tuhan dan Firman Tuhan. Ada juga yang mau mensejajarkan Tuhan dengan Nabi-Nabi yang lain, sehingga mujizat tidak menyertai dalam pelayanannya.
Sebab itu berdirilah tegak dalam kebenaran Tuhan. Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar