Karunia Pengetahuan
Mengartikan Makna Lidah
Setelah diuraikan tentang Karunia Nubuat, Karunia lidah sekarang kita masuk pada pembahasan dari Karunia Pengetahuan Mengartikan Makna Lidah (menafsirkan bahasa Roh). Karunia ini penting sekali, karena termasuk pada bagian dari 9 Karunia Rohulkudus, sebagai pakaian Penganten Kristus. Karunia ini adalah salah satu anugerah Allah dalam penyempurnaan Gereja Tuhan sebagai Gereja Penganten Akhir Zaman ini, berdasarkan dari kehendak Allah dalam 1 Tesalonika 5:23-24.
Dalam pembahasan tentang Karunia Lidah berdasarkan 1 Korintus 14:2 dan 4, Karunia Lidah ini adalah berbicara rahasia dengan Allah dan mengkuatkan iman. Maka pada tingkatan selanjutnya dalam perkembangannya, maka Karunia Lidah ini dapat diartikan, seperti apa yang dimaksud dengan firman Allah dalam 1 Korintus 14:13 sebagai berikut : “Sebab itu, hendaklah orang yang berkata-kata dengan karunia lidah itu berdoa, supaya ia dapat mengertikan bahasa itu”.
Pada bagian ini karunia ini dapat diartikan maknanya.
Dalam Kisah 2:11-13, pada hari Pentakosta, orang-orang Yahudi yang datang ke Yerusalem dari berbagai tempat mendengar Rasul-Rasul dan murid-murid Tuhan berkata-kata dengan bahasa asing waktu mereka dipenuhi dengan Roh Kudus. Orang-orang yang datang mengerti yang diucapkan oleh Rasul-Rasul dan murid-murid Tuhan, karena bahasa yang ucapkan dengan ilham Roh adalah bahasa dari mana mereka berasal. Pada waktu itu tercatat ada 17 bahasa.
Rasul Paulus memberikan nasehat dan mengajurkan dalam 1 Korintus 14:13, agar orang yang berkata-kata dengan karunia lidah itu berdoa supaya ia dapat mengerti bahasa itu. Dan dalam pembagian 9 karunia Roh Kudus ada salah satu karunia yaitu Karunia Pengetahuan Mengartikan Makna Lidah.
Karunia mengartikan makna lidah ini akan dianugerahkan kepada mereka yang berdoa dan meminta kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh. Tetapi untuk kepentingan umum (jemaat) terutama akan dianugerahkan kepada Hamba Tuhan, hal ini akan ditemui dalam pembagian lantikan Tuhan berdasarkan Efesus 4:11-12.
Hal ini penting sekali dimiliki oleh seorang Gembala Sidang, karena karunia ini sangat membantu dalam penggembalaan, terutama :
- Apabila karunia Nubuatan belum muncul dalam perhimpunan. Karunia Lidah ini apabila diartikani maksudnya maka akan menguatkan sidang jemaat dan sama nilainya dengan Nubuatan, perhatikan 1 Korintus 14:5.
- Menjaga jangan sampai karunia lidah ini, tidak terkontrol karena dimengerti sendiri. Karunia Lidah ini perlu ditimbang kata-katanya, dan gembala sidanglah yang harus mengawasinya. Oleh karena itu untuk menjaga segala kemungkinan penyalahgunaan karunia ini, hendaklah gembala sidang memiliki karunia pengetahuan mengartikan makna lidah.
Dan menganjurkan juga kepada setiap hamba Tuhan maupun jemaat Tuhan yang memiliki karunia lidah, supaya berdoa sehingga dapat mengartikan makna lidah tersebut. Hal ini adalah anjuran Rasul Paulus kepada sidang jemaat Korintus dalam 1 Korintus 14:1.
Terutama sekali kepada Gembala Sidang supaya dapat membawa jemaat pada rumput yang hijau dan air yang tenang, menurut kehendak Gembala yang baik, yakni Tuhan Yesus Kristus.
Karunia pengetahuan mengartikan makna lidah ini, bukan saja dapat direbut oleh hamba Tuhan atau Gembala Sidang, tetapi juga untuk sidang jemaat. Sebab kalau hamba Tuhan itu tidak dapat merebutnya, karena ada hal-hal yang mengakibatkan dia tidak memperolehnya, maka pembela sidang atau sidang jemaatpun dapat memperoleh karunia ini. Tetapi yang terutama adalah untuk hamba Tuhan. Supaya dengan memperoleh karunia ini, dengan sendirinya dia diangkat Tuhan martabat pelayannya, sehingga dia memiliki wibawa dalam pelayanan.
Itu sebabnya karunia-karunia Rohulkudus yang terdiri dari 9 karunia Rohsuci pertama-tama hendaklah hamba Tuhan yang berusaha untuk merebutnya, karena jabatan yang Tuhan berikan padanya untuk melayani Tuhan. Sebab yang menjadi pokok adalah hama-hamba Tuhan, supaya hamba-hamba Tuhan menjadi bendahara yang baik, seperti yang dimaksudkan dalam 1 Petrus 4:10-11, Yahya 15:16.
Dan kepada sidang jemaat kesempatan untuk memperoleh karunia itu juga diberikan oleh Tuhan. Meskiupun dalam 1 Korintus 12:11 dibagikan oleh Rohulkudus menurut kehendaknya, tetapi dalam 1 Korintus 14:1 Rasul Paulus menganjurkan supaya rebutlah segala karunia yang rohani.
Karunia pengetahuan mengartikan makna lidah ini, adalah salah satu karunia yang unik. Karena seorang ahlit bahasa sekalipun akan mengalami kesulitan untuk mengartikan bahasa-bahasa dunia apalagi bahasa Malaekat. Oleh karena itu disebut unik. Nabi Daniel, seorang hamba allah yang luar biasa kepandaiannya mendapat karunia mengartikan bahasa dari Allah, yang diperlihatkan kepada Belsyaza Raja Babil. Sedangkan sarjana-sarjana bahasa dari Kerajaan Babil bagaimanapun kepandaiannya tidak dapat mengetahui perkataan itu, perhatikan Daniel 5:25-29.
Inilah contoh dari Perjanjian Lama tentang pengertian bahasa dari Allah, yang diartikan oleh Nabi Danuel kepada Raja Belsyazar. Kemudian pada Perjanjian Baru dalam zaman Rohulkudus dikaruniakan Tuhan kepada hamba-hambaNya, salah satu karunia yang unik, tetapi disinilah keagungan Tuhan dalam kasihNya terhadap hamba-hambaNya yang mengerti rahasia Firman. Sehingga segala bahasa manusia dan malaekat dapat diartikan maknanya. Hal yang tidak dapat dicapai oleh sarjana-sarjana bahasa dinegara manapun didunia, sama dengan orang pandai pada zamana Belsyazar Raja babil. Tuhan hanya anugerahkan kepada Nabi Daniel hamba Allah yang setia dan takut pada Tuhan, yang walaupun diancam aniaya bahkan untuk dibunuh sekalipun dia tidak akan menyangkal Tuhan. Biarpun harus mengalami sengsara aniaya atau kematian sekalipun, dia tetap berpegang kepada Tuhan, tidak bergerak karena karena dia tahu di balik kematian nanti akan beroleh pahala dari Allah di Sorga.
Tulisan asing pada tembok yang Tuhan perlihatkan kepada Belsyazar setelah diartikan maknanya oleh Nabi Daniel, tidak lama kemudian digenapkan oleh Tuhan, perhatikan Daniel 5:26 dan 30.
5:26 Dan inilah makna perkataan itu: Mené: masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri;
5:30 Pada malam itu juga terbunuhlah Belsyazar, raja orang Kasdim itu
Demikian juga dalam pengertian makna lidah ini, bukan kehendak hati kita akan tetapi dinyatakan oleh Tuhan. Dan dalam mempergunakan karunia ini untuk harus berhati-hati dan mengikuti peraturan seperti yang dimaksud dengan 1 Korintus 14:27-28.
14:27 Jikalau barang seorang berkata-kata dengan karunia lidah, biarlah dua orang atau sebanyak-banyaknya tiga orang, tetapi seorang lepas seorang, dan biarlah seorang mengertikan maknanya.
14:28 Tetapi jikalau tiada orang yang tahu mengertikan, biarlah ia berdiam diri di dalam sidang jemaat itu, hanya berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.
Maksudnya adalah untuk mengartikan makna lidah ditetapkan dua sampai tiga orang. Walaupun yang berhimpun ada puluhan atau ratusan, tetap hanya dua atau tiga orang yang diartikan maknanya.
Sekarang yang menjadi persoalan adalah kalau semua berkarunia lidah, siapakah yang harus diterjemahkan maknanya, sedangkan semua berkata-kata dengan karunia lidah. Karena dalam 1 Korintus 14:39, dikatakan jangan menahan orang yang berkarunia lidah.
Hal ini ada cara untuk menentukan siapa yang harus diartikan maknanya yakni :
- Kalau seseorang menonjol karunia lidahnya, tetapi tidak muncul mata Nubuatan maka itulah yang diartikan maknanya. Dan sebanyak-banyaknya tiga orang, dan kalau sampai karena begitu banyak orang yang berkarunia lidah, dan masing-masing berusaha sehingga orang yang berkata-kata karunia lidah sudah lebih dari 3 orang, maka hamba Tuhan harus memberikan nasihat, supaya mengikuti peraturan. Kalau sudah tiga yang menonjol, yang lainnya berdoa dengan karunia lidah (bahasa roh) tetapi jangan keras, tetapi biarlah berbisik-bisik kepada Tuhan cukup didengarnya sendiri.
- Melalui Karunia Marifat menolong dia dalam mengartikan makna lidah ini.
- Seringkali melalui bisikan dari Tuhan, dan hal ini lebih istimewa untuk menolong hamba Tuhan itu akan mengartikan makna lidah.
- Seringkali melalui poster, tulisan pengertiannya (gulungan kertas) yang dibawa oleh Malaekat, tetapi ini harus berhati-hati sekali.
- Seringkali melalui penglihatan dimana Tuhan menyampaikan arti dari makna lidah dan hal ini adalah luar biasa,
- Dan yang terbanyak adalah melalui ilham Roh.
Pengertian makna lidah karena nilainya sama dengan Nubuatan dalam roh, maka pengertian makna lidah ini haruslah ditanyakan kemudian kepada yang bersangkutan, kalau pengertian itu mengenai kehidupannya. Kalau pengertian makna lidah ini dimaksud untuk sidang sudah tentu pengertian makna lidah ini, adalah :
1. Meneguhkan iman
2. Nasehat
3. Penghiburan sama dengan Nubuatan
Dan dalam pengertian mengetahui makna lidah ini, pada waktu diartikan oleh hamba Tuhan, sidang jemaat atau sekalian yang hadir harus menimbang-nimbang kata-kata dari pengertian makna lidah ini, karena ini sama nilainya dengan Nubuatan dalam roh, dan tidak terlepas dari pengontrolan, perhatikan 1 Korintus 14:26-33 (27, 29-31).
Akan sangat sulit kalau sampai tidak ada hamba Tuhan yang memperoleh karunia pengetahuan mengartikan makna lidah ini. Tetapi apabila orang yang bersangkutan penyerahannya sungguh-sungguh kepada Tuhan, maka tidak menutup kemungkinan dia sendiri dapat mengartikan makna lidah ini. Ini adalah anjuran firman Allah dalam 1 Korintus 14:13 : “Sebab itu, hendaklah orang yang berkata-kata dengan karunia lidah itu berdoa, supaya ia dapat mengertikan bahasa itu”.
Tetapi karunia pengertian makna lidah seperti ini tidak permanent adanya. Kecuali kalau dipeliharanya dengan setia suatu kali kelak menjadi permanent. Akhirnya dia akan memperoleh karunia pengertian makna lidah untuk membantu gembala sidang dalam pelayanan. Dan jangan sampai timbul roh kesombongan yang akibatnya tidak lagi menjadi berkat bagi siding jemaat.
Itulah sebabnya Karunia mengartikan makna lidah ini seharusnya direbut oleh hamba-hamba Tuhan, terutama gembala sidang yang langsung mengembalakan siding jemaat. Karena gembala sidang harus membawa sidang jemaatnya kepada rumput yang hijau dan air yang tenang sekali. Oleh karena itu gembala sidang harus berusaha merebut karunia pengetahuan mengartikan makna lidah ini, karena sangat berguna untuk mengetahui rahasia dalam sidang jemaat.
Dengan memiliki karunia ini akan menambah kewibawaan dalam mengembalakan sidang jemaat. Dalam setiap kebaktian dapat saja karunia lidah ini diartikan melalui karunia pengetahuan mengartikan makna lidah, tetapi dengan syarat dua sampai tiga orang dan diartikan satu per satu. Hamba Tuhan yang menerima karunia pengetahuan mengartikan makna lidah ini, harus hamba Tuhan yang polos, artinya tidak boleh memihak, tidah boleh ada perasaan sentimen kepada siapapun saja, sebab itu sangat mempengaruhi dalam mempergunakan karunia pengetahuan mengartikan makna lidah.
Sebab kalau sampai ada perasaan sentimen, benci dan sebagainya dapat mempengaruhi dalam mengartikan makna lidah, sehingga akhirnya bukan membawa berkat dalam sidang, tetapi dapat membawa sidang dalam kemunduran bahkan mengakibatkan perpecahan dalam sidang jemaat sehingga pekerjaannya menjadi sia-sia.
Oleh sebab itu seorang yang telah memperoleh karunia ini, hendaknya bisa mengerti dan menyadari, bahwa karunia ini diberikan kepadanya denga tujuan sama dengan karunia Nubuatan, yakni menguatkan iman, menasehati dan menghiburkan. Karena nilai dari karunia lidah yang diartikan maknanya sama dengan Nubuatan perhatikan 1 Korintus 14:3, 5.
14:3 Tetapi orang yang bernubuat itu, ia mengatakan kepada manusia perkataan yang meneguhkan iman, dan nasehat dan penghiburan.
14:5 Aku suka jikalau kamu sekalian berkata-kata dengan karunia lidah, tetapi lebih lagi jikalau kamu bernubuat. Maka orang yang bernubuat itu lebih besar daripada orang yang berkata-kata dengan karunia lidah, kecuali jikalau yang berkata-kata dengan karunia lidah itu tahu mengartikan makna lidah itu, supaya sidang jemaat itu beroleh keteguhan iman.
Nampak disini bahwa apabila karunia lidah diartikan maknanya, nilainya sama dengan Nubuatan karena meneguhkan iman sidang jemaat.
Untuk memelihara karunia pengetahuan mengartikan makna lidah ini, sama dengan memelihara karunia-karunia yang lain. Sebab karunia-karunia ini menjadi satu kelompok dan termasuk pada pelajaran Kaki Dian dalam pelajaran Tabernakel.
Karunia penyembahan ini hanya muncul pada waktu perhimpunan baik dalam bentuk kebaktian atau persekutuan doa. Muncul dalam doa dan penyembahan setelah pemberitaan Firman Allah. Lebih jelas lagi ini akan diterangkan dalam 1 Korintus 14 tentang pelaksanaan dan cara kerja karunia penyembahan (pernapasan Tubuh Penganten) yang terdiri dari :
1 Karunia Nubuat
2. Karunia lidah
3. Karunia pengetahuan mengartikan makna lidah
Sekali lagi seorang hamba Tuhan, terlebih gembala sidang hendaklah berusaha memiliki karunia pengetahuan mengartikan makna lidah ini.
- Meneguhkan iman sidang jemaat, karena pengganti Nubuatan apabila Nubuatan tidak muncul atau belum muncul dalam penyembahan.
- Untuk mengetahui rahasia pribadi, baik hamba Tuhan maupun sidang jemaat. Karena apabila ditegur melalui Nubuatan seringkali kedagingan muncul (kemanusiaan muncul), sehingga walaupun betul itu terjadi dalam hidupnya, akan tetapi menolak teguran tersebut, karena tak sanggup ditempelak dalam kebaktian, dan akhirnya berlakulah 2 Timotius 4:3-4.
Kendatipun dalam Titus 1:13 dikatakan bahwa tempelak mereka itu dengan keras, supaya mereka menjadi sempurna dalam iman. Ditempelak dalam pemberitaan firman yang benar. Dan Tuhan teguhkan dalam Nubuatan.
Tetapi apabila ada satu rahasia mengenai seseorang, baik hamba Tuhan atau sidang jemaat dan tidak tidak perlu diketahui umum, hanya yang bersangkutan, hamba Tuhan tidak usah artikan makna karunia lidahnya. Nanti selesai kebaktian orang yang bersangkutan tersebut dipanggil dan kepadanya disampaikan rahasia itu secara bijaksana.
Setelah pembahasan karunia ini kita akan dibawa masuk dalam karunia tambahan yakni Karunia Mazmur dan Penglihatan.
Artikel terkait :
- Rahasia Doa dan Penyembahan, 1 Korintus 14
- Karunia Nubuat dalam Penyembahan
- Karunia Lidah (Bahasa Roh) dalam Penyembahan
- Pemulihan Pondok Daud Akhir Zaman
- Pengungkapan Rahasia Wahyu 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar